Rabu, 28 April 2010

Cerita Minggu ini

Sejak tidak ada pembantu kesibukanku makin meningkat, seluruh urusan rumah tangga mulai dari mencuci, memasak,menyapu, ngepel, berberes-beres, mengurus anak, mengurus bisnis online, dan ikut kegiatan sosial ke sekolah-sekolah, termasuk merawat dan menulis di web site. Apalagi aku termasuk orang yang menginginkan kesempurnaan dalam segala hal. Aku selalu usahakan yang terbaik dalam kemampuanku.
Secara fisik semua ini menguras tenaga dan pikiran namun dengan hati yang gembira dan doa semua kulalui dengan tenang. Sekali- kali timbul rasa penat namun selalu ada kekuatan baru yang kuperoleh setiap pagi dan setelah aku meraihnya di ruang meditasi.

Suatu pagi aku cukup dikejutkan oleh sebuah sms yang dikirim pada pukul 5 dini hari. Setelah bangun pagi itu sekitar pukul 5.30 aku menerima telpon dari seorang teman yang menyatakan papanya meninggal dunia dan aku diminta menghandle acara seminar yang akan di adakan di salah satu sekolah yang cukup terkemuka di Indonesia mengenai Remaja & Napza. Waktuku hanya 2 hari untuk mempersiapkan diri ditengah kesibukan sehari-hari yang super di hari-hari ini.
Awalnya aku rasa igin menolak, namun ini tidak mungkin, tidak ada yang dapat menghandle ini lagi, apalagi dalam waktu yang sangat singkat, akhirnya aku menerima dengan keyakinan dalam hati "semua ini terjadi pasti tidak kebetulan". Dengan bermodal doa aku coba mempersiapkan diri dalam sehari dan oleh kebaikan Tuhan aku diberi banyak kemudahan, hikmat mengalir begitu saja walau dengan persiapan yang singkat aku mampu menguasai apa yang akan aku bawakan padahal sudah lama aku tidak membawakan seminar ini.
Alhasil semua senang, team yang ada mengatakan aku membawakannya dengan cukup baik, entah angka berapa yang mereka berikan namun aku bersyukur aku dimampukan untuk tidak membuat malu nama team yang kami bawa, apalagi di sekolah bernama.

Suamiku yang selama ini tidak pernah mau terlibat-pun ikut serta, karena rasa sayangnya pada istri yang sangat memerlukan bantuan pada saat itu. Ia juga turut berkomentar tentang penampilanku. Komentarnya berbeda dari semua team yang ada. Kritikan tajam yang membangun memberikan motivasi lebih kepadaku. Kritikan yang ia beri bertujuan membawaku mendapat penilaian 9, karena dalam penilaiannya saat ini aku masih mendapat angka 7. Akupun berterima kasih karena dalam hal memberi tranning, dia memang jauh lebih jago dibanding aku walau dalam area yang berbeda.
Mimpiku adalah kami dapat menjadi satu team dalam mengajar anak bangsa, namun tentu saja itu harus lahir dari dirinya tanpa dipaksa dan itupun atas ijin yang maha kuasa.
Menulis dan mengajar merupakan pekerjaanku akhir-akhir ini yang mengalir begitu saja, tidak ada mimpi dan cita-cita yang muluk-muluk, aku hanya suka membagi apa yang telah aku hidupi selama ini dan merupakan kegembiraan bagiku bila orang lain diberkati dan mendapat pencerahan dari pengalaman dan pengetahuan yang aku bagi.

Bila seseorang menerima apa yang benar maka benarlah jalan mereka, namun bila seseorang menerima apa yang salah maka salah pulalah jalan mereka, ini bukan saja pada anak-anak namun juga orang tua, pendek kata semua orang memerlukan arah yang benar.
Adalah suatu kebahagiaan bila aku dapat mengambil bagian menjadi petunjuk jalan yang benar dalam kehidupan banyak orang. Semoga !

Rabu, 07 April 2010

Membenci dan tidak membenci

Baju kesayanganku rusak oleh strika panas dengan bentuk strika, melihat itu aku langsung marah, namun aku katakan pada diriku sendiri," tenang, jangan marah, berfikirlah dengan jernih untuk mengatasi masalah ini". Setelah berhasil menenangkan diri aku memanggil si pelaku, siapa lagi kalau bukan pembantu, berkali-kali aku berpesan untuk dia hati-hati bila menggosok baju namun diabaikan begitu saja, beberapa helai sudah rusak dan dengan ringan dia minta menggantinya dengan harga seadanya, dan menjadikan baju yang dirusak sebagai miliknya dan kali ini, baju kesayanganku !
Kutenangkan diriku dan kutanya dia dengan suara datar, jawabannya ringan : "tidak tahu" sambil berjalan pergi hendak meneruskan pekerjaan. Kurang ajar, pikirku. Masih kutenangkan diriku lalu aku panggil dia untuk bicara, akhirnya dia mengakui prilakunya dan seperti biasa meminta baju tersebut dengan penggantian biaya. Aku mulai kesal, jangan-jangan dia sengaja merusak bajuku dan memintanya dengan mengganti biaya seadanya. Aku tegaskan padanya untuk hati-hati dan memotong gajinya sebagai sanksi dengan tujuan agar dia berhati-hati, tetapi dia menjawab dengan tanpa merasa bersalah dan malah bernada menyalahkan. Bukannya mengakui, dan meminta maaf malah bersikap seolah-oleh dia yang benar dan dituduh. Pembantu di rumahku hanya dia yang menggosok baju lalu siapa pelakunya bila bukan dia. Jujur, aku jadi marah dan berteriak padanya, akhirnya dia mengalah dan mengatakan manusia tidak ada yang sempurna. Ya ampun .......... orang ini memang merasa super rupanya.

Lama aku berfikir dengan galau, tidak biasa aku memecat pembantu, semua pembantu biasanya keluar karena alasan menikah. Hanya pembantu yang super badung yang terpaksa aku pulangkan tapi kali ini............ aku mencium gelagat buruk. Dalam kegalauan aku berdoa meminta petunjuk untuk keputusan yang tepat. Akhirnya aku putuskan memecatnya dengan membayar sisa gajinya berikut uang tambahan. Ketika keputusan telah aku ambil tiba-tiba aku merasa damai........ kegalauan yang dari tadi menyelimutiku dan membuatku gundah, hilang begitu saja. Walau tidak ada kata-kata aku yakin keputusanku ini yang terbaik, walau setelah itu aku harus melakukan segala sesuatunya sendiri untuk sementara waktu, namun aku percaya ada yang baik dibalik itu semua. Aku panggil dia dan kubayar kewajibanku dan berakhirlah sudah. Tampak ada kejutan yang ia rasakan, sebab ia tahu dengan jelas kesalahannya, ia tidak dihukum, malah diberi uang tambahan yang jumlahnya cukup besar. Aku tidak sedang membencinya tapi aku membenci perbuatannya, itu saja ! Semoga dia belajar sesuatu dari apa yang terjadi !

Tidak mudah memang untuk kita menunjukkan kebersihan hati pada orang lain, apalagi untuk orang-orang yang sudah punya pola pikir yang salah, rasialis misalnya, mereka cenderung melihat dari sisi buruknya namun syukurlah bila dalam hidup ini kita diawasi bukan saja oleh manusia yang sering salah dalam menilai, namun juga oleh sepasang mata yang tidak terlihat namun nyata, jadi selagi apa yang kita lakukan mendatangkan damai dan sejahtera artinya lakukanlah, lupakan dan berjalan maju, walaupun ada konsekuensi untuk sementara waktu namun pasti akan menjadi awal yang baik dalam babak baru. Inilah hidup.