Sabtu, 23 Agustus 2008

Kemardekaan

Hari-hari ini dimana-mana tampak diselenggarakannya perayaan hari kemardekaan.
Di sebuah sekolah saat perayaan hari kemardekaan berlangsung seorang guru menjelaskan kepada murid-muridnya mengenai kemardekaan, guru itu berkata "kita sudah mardeka, kalian tahu bahwa kita sudah mardeka ?" Seorang anak menjawab "saya belum mardeka Pak"
Dengan heran sang guru bertanya, kenapa? Sang anak menjawab :
"Saya belum mardeka dari PR-PR, Extrakulikuler dan ditambah lagi les ini dan, pulang sekolah saya sudah harus les, terkadang belum pulang dari sekolah aja saya sudah diuber-uber karna takut terlambat ke tempat les, malamnya masih harus belajar, saya capek Pak, saya rasa saya belum mardeka." Jawab sang anak lantang.

Cerita diatas adalah realita dari kehidupan anak-anak zaman sekarang, tuntutan yang terlalu tinggi kadang-kadang justu datang dari orang tua sendiri, berbagai alasan diutarakan oleh sekian banyak orang tua, ingin anaknya pandai, ingin anaknya memiliki bekal yang baik, ingin anaknya menggunakan waktu untuk hal-hal yang berguna daripada main dan nonton tv dan segudang keinginan lain yang sebetulnya baik menurud orang tua tapi bagaimana menurud sang anak? Ada lagi orang tua yang ingin anaknya banyak kegiatan agar mereka tidak usah repot mengurus dengan alasan sibuk mempersiapkan masa depan sang anak.

Hari ini saya belajar dan bercermin, adakah saya melakukan hal yang sama ?
Melahirkan seorang anak memang tidak sulit namun mendidik dan membuat mereka menjadi sosok yang berarti dan baik, inilah yang tidak mudah.
Seorang anak tidak cukup hanya diberi yang terbaik yang dapat dilakukan oleh materi : sekolah terbaik, pengasuh terbaik, guru les terbaik, semua kebutuhan hidup yang terbaik tetapi seorang anak memiliki sisi lain yang harus dipenuhi yaitu sisi emosi mereka.
Anak akan merasa lebih aman bila dia mengetahui bahwa orang yang mengasihi dia dan dia kasihi salalu ada kapan saja dia butuh, orang tersebut adalah ayah dan ibu.
Ibu yang baik akan selalu dekat dengan anak perempuan dan ayah yang baik akan menjadi figur bagi anak laki-lakinya, tetapi setiap anak membutuhkan keutuhan dari keduanya.

Anak adalah sebuah pribadi, mereka itu unik meskipun keluar dari rahim yang sama dan sebagai orang tua terutama ibu, sangat penting untuk dapat mengenaili anaknya secara mendalam dan hal ini hanya dapat terjadi bila ibu selalu ada bersama anaknya dalam setiap langkah mereka, mulai sejak dalam kandungan dan sampai mereka menjadi pribadi yang mandiri.

Sejak saya bekerja di luar rumah, anak saya dekat dengan saya, dia sering sulit ditinggal karena selalu ingin dekat, namun ketika saya tidak bekerja dan ada di rumah hampir 24 jam bersama
dia, saya mendapati sisi-sisi lain dari diri anak saya yang dulu hampir-hampir tidak terlihat.
Anak sayapun bisa bercerita apa saja yang dulu tidak dia ceritakan pada saya karena dia memiliki orang lain untuk mendengar yaitu susternya.
Sekarang saya mengerti akan dampak lain dari selalu ada bersama sang buah hati.
Beruntunglah ibu-ibu yang sudah ada bersama anaknya sejak mereka lahir ke dunia ini, ibu-ibu yang tidak harus dituntut bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga atau ibu yang dengan sadar dan rela diri mengambil fungsi mulia ini dengan mengabaikan segudang potensi yang dapat mereka kerjakan lebih dari hanya sebagai ibu belaka. Ibu yang sadar akan fungsi mulia ini sejak awal akan membuat sang anak tidak merasa terjajah.







Rabu, 13 Agustus 2008

Happy Birthday

Senen, 11 Agustus, hari itu adalah ulang tahun seseorang yang dulu sangat kuhargai tetapi pada akhirnya penghargaanku yang begitu tinggi memudar. Lepas dari apapun yang telah terjadi, saat ini aku menyadari bahwa tidak ada orang yang sempurna, bagaimanapun juga ada banyak sisi baik dari dia yang sebaiknya kukenang. Jadi pagi itu saat waktu menunjukkan pukul 5.45 wib kunaikan sebuah doa pendek :

"Dear God, touch the people i care for, keep them safe and happy, give them love and good health, bless them and their whole family, especially the one reading this message".

Kuketik doa pendek itu ke dalam pesan singkat di hp, ketika hendak kukirim, tiba-tiba jariku terhenti lalu kutanya pada diriku sendiri : "tuluskah kamu? apakah ini bukan basa-basi belaka?
bila tidak disertai dengan ketulusan sebaiknya kau hentikan."
Aku diam sejenak merenung dan seolah-olah menyelam kedalam lubuk hatiku yang paling dalam mencoba untuk mencari apakah masih ada kebencian disana, atau kemarahan, atau yang lebih halus lagi kekecewaan? Semua peristiwa tidak enak yang sempat kurasakan berbulan-bulan apakah telah terlupakan? Aku termanggu beberapa waktu, pikiranku terus berjalan, aku percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini adalah seijin Tuhan, mungkin sebuah peristiwa buruk dapat terjadi akibat kebodohan kita tetapi aku percaya selama aku tidak melakukan kejahatan dan peristiwa buruk tetap terjadi dalam hidupku itu berarti kehendak Tuhan, dan sudah pasti ada kebaikkan yang sedang Dia sediakan, sampai saat ini aku masih memegang teguh-teguh hal itu lalu ................ tak ada alasan aku menyimpan kepahitan! Aku telusuri lagi hatiku, bersih, sudah tidak ada lagi kegeraman, yang ada hanya ingatan akan setiap kebaikan yang pernah aku lihat dan rasakan lalu aku memutuskan aku boleh mengirimkannya.
Petunjuk berita menunjukkan pesan masih tertunda karena memang hari masih pagi.

Sore hari ketika aku sedang tidur, suara hp pertanda ada pesan masuk mengagetkanku bukan kepalang masalahnya aku sedang menunggu tamu yang katanya mau nginap dirumahku selama seminggu dan aku sedang tidur dikamar yang akan kusediakan untuk tamu itu sebab bila aku tidur di lantai atas aku takut tidak mendengar ketika mereka datang tapi ternyata merekapun batal nginap dan suara hp itu membangunkanku lalu kubuka pesannya.
Rupanya pesan yang berisi sepenggal doa dan ucapan selamat ultah yang kukirim tadi pagi mendapat balasan. Aku tersenyum membaca balasan tersebut, dengan demikian seharusnya tuntaslah salah paham yang ada, gossip bahwa aku marah dan masih menaruh kebencian.

Aku kembali mengingat-ingat hal-hal baik dari dia, ada banyak, dan bagaimanapun juga apa yang terjadi dalam hidupku lewat dia juga telah mengajariku banyak hal yang mungkin dalam waktu tertentu tidak kusadari sisi baiknya.
Seseorang yang lain yang kukagumi, telah mengajarkan banyak hal baik pada diriku, membuat terjadinya perubahan dalam cara pikirku, sikapku dan keputusan yang kuambil.
Orang itupun berulang tahun pada bulan ini.
Pernah aku berfikir, ada dua orang yang lahir pada tanggal yang berdekatan di bulan kemardekaan Indonesia ini, yang membawa pengaruh yang cukup kuat dalam hidupku.
Kedua orang ini memiliki sisi baik yang berbeda, dan sisi baik mereka sangat menonjol, namun agak bertolak belakang. Aku berandai-andai, bila kedua sisi baik dari kedua orang tersebut menyatu dalam diriku, maka mungkin aku akan menjadi satu pribadi baru yang lebih baik, mungkinkah itu yang Tuhan maksudkan sehingga mereka hadir dalam hidupku untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pribadi yang harus kulakoni???
Tidak ada jawaban, tetapi ada hal yang kuketahui, belajar yang paling murah dan mudah adalah belajar dari pengalaman orang lain, mengikuti kesuksesan yang sudah dibangun orang lain sehingga kita tidak perlu melakukan kelalaian atau kegagalan yang sama.
Mengikuti jejak langkah orang yang telah berhasil, kenapa tidak?

Selamat ulang tahun Indonesia!

Selasa, 05 Agustus 2008

Cerita Ibu-Ibu

Beberapa waktu ini aku mendengar kisah teman-teman sesama ibu rumah tangga, walau rata-rata dari mereka masih bekerja di luar rumah namun tetaplah bergelar IRT dan saat berkumpul kelompok yang pasti semua adalah wanita ini sangat seru menceritakan pengalaman masing-masing sebagai IRT.
Dari kisah-kisah ini dapat aku simpulkan bahwa sesungguhnya seorang IRT punya peran yang sangat besar dalam keluarga, bahkan IRT dapat menentukan arah kehidupan keluarga, sebuah keluarga akan bahagia atau tidak juga dapat bergantung pada peran seorang IRT.
Ada seorang Ibu yang bangkit sebagai penunjang keuangan keluarga ketika sang kepala keluarga terpuruk dan larut dalam kegagalan yang dihadapinya, ada seorang ibu yang pantang menyerah dalam menopang kehidupan keluarga agar status sosialnya berada diatas rata-rata, ada seorang IRT murni yang setia melayani anak dan suaminya melalui berbagai dilema hidup, ada juga seorang ibu yang masih terus bermasalah dengan pasangan hidupnya walau telah puluhan tahun menikah. Semua kisah diatas terasa sudah jauh dari cerita-cerita roman picisan yang mengungkapkan betapa indahnya cinta dan pernikahan yang mengatas namakan cinta.
Dalam kehidupan nyata sebuah keluarga, apa saja dapat terjadi, namun memang benar ketika ada kasih, kesetiaan, komitmen dan Tuhan maka semua masalah ada solusinya.

Aku jadi mengingat kisahku sendiri, menikah hanya berdasarkan tuntunan hati nurani walau saat itu banyak sekali perbedaan dan tantangan yang harus dihadapi tapi semua berhasil kulalui hanya karena keyakinan yang begitu kuat dalam hati.
Terlahir sebagai bungsu dari 9 bersaudara dan memutuskan menikah disaat ortu sudah tiada bukanlah hal yang menyenangkan untuk dibahas, ada 16 saudara termasuk pasangan masing-masing yang merasa sayang pada adik mereka namun tidak mengerti apa-apa, yang memberi ide, pandangan, dan perhatian yang sebenarnya malah menimbulkan tekanan.
Pasalnya sederhana, aku akan menikah dengan seseorang yang dianggap belum punya apa-apa padahal aku adalah anak manja yang biasanya serba ada.
Alasanku sederhana, kami seiman dan ini pilihan Tuhan, yang lain nomor sekian.
Kelihatannya sedikit nekat, tapi bukan, aku hanya berani karena melangkah berdasarkan tuntunan hati nurani. Ini tidak sama dengan cerita cinta buta yang ada dalam sinetron.
Pada kenyataannya, ada banyak penyesuaian dan pengalaman tak enak yang harus dilalui, dua kepribadian yang berbeda dengan latar belakang dan suku yang berbeda bukanlah hal yang mudah untuk dipersatukan, ada banyak reak dan gejolak, namun kekuatan kasih dari sang pencipta dan komitmen sehidup semati yang kami ambil, telah membuahkan hasil yang manis.
Saat ini tidak seorangpun dari saudara yang menyayangi adik bungsu mereka yang menilai salah dengan keputusanku. Mereka semua dapat melihat contoh keluarga sederhana yang bahagia, tidak ada kendala yang berarti, semua berjalan baik, perlahan tapi pasti kami menapaki tangga kehidupan ini yang kian menanjak, walaupun saat ini belum mencapai titik tertinggi namun banyak kemudahan yang kami nikmati, bahkan sekarang aku menjadi pusat curhat buat keluarga-kelurga yang bermasalah. Lucu sekali bila membayangkan kakak-kakak yang sudah jadi opa oma bertengkar depan kami dan membuat kami jadi penengah. Melihat hal itu, aku selalu berdoa agar di usia tua kami selalu dikaruniai hikmat dan pengertian untuk dapat menjadi teladan bagi anak cucu kami, bukan malah jadi tontonan lucu.
Menurut mitos, orang tua bila menjadi tua akan jadi seperti anak kecil lagi, tapi aku selalu mengatakan itu hanya mitos, yang seharusnya adalah makin tua makin bertambah hikmat, pengetahuan dan pengertian dalam hidup ini, dan dapat mengajarkannya kepada yang muda.
Memasuki tahun ke 10 usia pernikahan kami rasanya ada banyak hal yang ingin kusyukuri, dan melupakan sedikit hal yang menyusahkan hati. Sesuatu yang baik adalah tepat dihari ulang tahun pernikahan kami yang ke 10, putri tercintaku berusia 7 tahun.
Tahun ini adalah tahun yang perlu disyukuri, walaupun BBM naik dan semua harga melonjak naik namun kami tetap dapat mengatasi segala sesuatu yang terjadi dengan kesederhanaan yang menjadi gaya hidup kami, jadi tidak ada kendala yang berarti.
Jadi begitulah fungsi sebagai IRT yang berkwalitas, mampu mengadakan apa yang tidak ada menjadi ada, mengatur apa yang ada menjadi bersisa dan mengelola apa yang tersisa menjadi berharga, terus dan terus, sedikit demi sedikit.
GAYA HIDUP SEDERHANA ADALAH KUNCI UNTUK MENAPAK HARI ESOK DENGAN OPTIMIS DAN LEBIH BAIK.